PENERAPAN INTERVENSI TERAPI AFIRMASI POSITIF PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK: STUDI KASUS DESKRIPTIF

Authors

  • Agfithania Briliani Suharli Universitas Padjadjaran

Keywords:

Harga Diri Rendah Kronik, Harga Diri Rendah, Skizoafektif, Terapi Afirmasi Positif

Abstract

Latar Belakang: Skizoafektif merupakan gangguan psikologis yang terdiri dari gejala psikotik (halusinasi dan waham) dan gangguan bipolar (gejala depresi atau mania).   Individu yang mengalami gangguan psikologis dapat mengalami konsep diri yang rendah seperti penilaian negatif mengenai dirinya seperti gagal dan tidak berguna. Hal ini  dapat mengindikasikan orang dengan gangguan psikotik dapat mengalami harga diri rendah. Deskripsi Kasus:  Seorang pria (56 tahun) mengalami pengalaman traumatis dan kesulitan dalam mengatasinya, akibat dari koping yang tidak efektif dan kurangnya dukungan lingkungan dalam penyembuhan, klien melebih-lebihkan penilaian negatif mengenai dirinya dan sering mengkritik diri sendiri, hal ini berlangsung selama lebih dari 1 tahun. Intervensi: salah satu tindakan terapi generalis yang dapat diberikan dalam asuhan keperawatan jiwa adalah terapi afirmasi positif. Tujuan dari diberikannya intervensi ini antara lain untuk melihat perubahan tanda dan gejala harga diri rendah pada pasien dengan diagnosa keperawatan harga diri rendah kronik. Pembahasan: salah satu terapi generalis yang diberikan adalah terapi afirmasi positif. Pada hari ke-3 setelah dilakukan dua kali sesi implementasi, klien terlihat lebih terbuka terhadap orang lain, mulai mengajak berbincang lebih dulu, lebih ceria, dan tidak terlihat defensif seperti biasanya. Klien menjadi lebih sering bercerita dan aktif disetiap kegiatan yang dilaksanakan. Kesimpulan: intervensi terapi afirmasi positif dinilai efektif untuk meminimalisir gangguan konsep diri seperti harga diri rendah karena mampu mengubah fungsi kognitif dan pola perilaku atas persepsi individu terhadap dirinya sendiri.   Kata Kunci: Harga Diri Rendah, Skizoafektif, Terapi Afirmasi Positif

References

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Lukman (ed.); I). Penebar Media Pustaka. https://doi.org/978-623-7135-48-7

Ardika, N. A., Mubin, M. F., Rejeki, S., Pohan, V. Y., & Samiasih, A. (2021). Pengaruh Terapi Afirmasi Positif Terhadap Quality Of Life Pasien. Universitas Muhammadiyah Semarang, 4, 1590–1599.

Craddock, N., O’Donovan, M. C., & Owen, M. J. (2009). Psychosis genetics: Modeling the relationship between schizophrenia, bipolar disorder and mixed (or “schizoaffective”) psychoses. Schizophrenia Bulletin, 35(3), 482–490. https://doi.org/10.1093/schbul/sbp020

Direja, A. H. . (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa (I). Nuha Medika.

Ghelani, A., Haywood, A., & Ye, A. (2021). Listening to voices: Helping clients examine the meanings behind auditory verbal hallucinations. Health and Social Work, 46(1), 75–78. https://doi.org/10.1093/hsw/hlaa035

Harvey, A. G., Soehner, A. M., Kaplan, K. A., Hein, K., Lee, J., Kanady, J., Li, D., Rabe-Hesketh, S., Ketter, T. A., Neylan, T. C., & Buysse, D. J. (2015). Treating insomnia improves mood state, sleep, and functioning in bipolar disorder: A pilot randomized controlled trial. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 83(3), 564–577. https://doi.org/10.1037/a0038655

Hugdahl, K., Løberg, E. M., Specht, K., Steen, V. M., van Wageningen, H., & Jørgensen, H. A. (2008). Auditory hallucinations in schizophrenia: The role of cognitive, brain structural and genetic disturbances in the left temporal lobe. Frontiers in Human Neuroscience, 1(MAR), 1–10. https://doi.org/10.3389/neuro.09.006.2007

Jannah, M. (2017). Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam. Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 1(1), 243–256. https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493

Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., Wardani, I. Y., Susanti, H., Hargiana, G., & Panjaitan, R. U. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa (Soimah, M. Mulia, I. R. Wibawa, K. Triyaspodo, Rasmawati, & M. L. Khoirunnisa (eds.)). EGC.

P. Wy, T. J., & Saadabadi, A. (2022). Schizoaffective Disorder. StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541012/

PPDGJ III. (1993). Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1–408.

Townsend, M. C. (2014). Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care in Evidence-Based Practice [e-book] (8th ed.). F. A. Davis Company. http://www.amazon.com/Psychiatric-Nursing-Concepts-Evidence-Based-Practice-%0Aebook/dp/B00NFXVGSO/ref=sr_1_3?s=digital-text&ie=UTF8&qid=1454963017&sr%0A=1-3&keywords=Psychiatric+Mental+Health+Nursing

Zebua, D., Sitepu, A., Nasution, A., & Dinata, M. (2022). Audio Afirmasi Untuk Membentuk Harga Diri Positif Individu. Jurnal Consulenza : Jurnal Bimbingan Konseling Dan Psikologi, 5(2), 127–136. https://doi.org/10.56013/jcbkp.v5i2.1466

Downloads

Published

2023-10-27

How to Cite

Suharli, A. B. (2023). PENERAPAN INTERVENSI TERAPI AFIRMASI POSITIF PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK: STUDI KASUS DESKRIPTIF. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 6(2), 597–607. Retrieved from http://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/2118

Issue

Section

Articles